Mother's Day



   Hari ini, adalah hari yang sangaaaaaaat spesiaal. Mungkin, banyak diantara kalian yang hari ini memberikan berbagai hadiah untuk “ibu”. Aku juga sebenarnya ingin memberikan hadiah untuk “ibu”. Awalnya, aku berniat untuk membuatkan sebuah rajutan untuk “ibu”. Ya, niat itu sudah ada sejak jauh-jauh hari. Beberapa bulan sebelum tanggal 22 Desember.
   Aku mulai belajar merajut. Mencoba merajut beberapa bentuk dan benda. Aku mencoba membuat tas, dompet, dan sebagainya. Tapi, hasilnya masih belum rapi. Masih sedikit miring-miring. Hehe.. Maklum lah, baru belajar. Semakin hari, aku semakin jarang lagi merajut. Seiring dengan tugas sekolah yang terus menumpuk, menunggu untuk kukerjakan. Akhirnya, aku memutuskan untuk menyisihkan sedikit uang untuk ditabung yang kalau sudah terkumpul, bisa aku belikan sesuatu untuk “ibu”.
   Hari, terus berganti seiring bergulirnya waktu. Tugas-tugasku semakin menumpuk. Hingga akhirnya, aku jatuh sakit. Aku terserang penyakit radang tenggorokan dan gejala demam berdarah. Mungkin karena aku juga yang kurang menjaga pola makan, sehingga daya tahan tubuhku lemah. Yaa, tapi pada intinya, itu semua sudah takdir. Mungkin Allah memberikanku waktu untuk beristirahat. Berhenti sejenak dari segala macam kesibukan. Dan mungkin allah juga memberikan keempatan padaku untuk bisa bersama “ibu”. Ya, maklum lah, karena aku tinggal di pondok pesantren, jadi aku jarang bertemu “ibu”.
   Cukup lama aku terbaring lemas. Bahkan sampai menjelang libur sekolah pun, aku masih merasa lemas. Aaaaaaaah...... Aku baru ingat, sebentar lagi hari ibu, sementara rajutanku belum selesai. Eeh.. Uangku juga, sepertinya belum terkumpul banyak. Hmmh.. Nanti aku ngasih apaa yaa???
   Di suatu malam, aku dengar “ibu” pulang-pergi ke kamar mandi. “ibu” juga batuk terus, sampai-sampai suaranya jadi serak. Besoknya, aku antar “ibu” ke klinik. Ternyata,,, “ibu” terkena penyakit radang tenggorokan. Memang akhir-akhir ini cuaca kurang bersahabat. Langit mendung, udara dingin.... Jadi malas beraktivitas.. Hehe..
   Yaa.. Sampai hari ini “ibu” masih sakit. Pagi ini, aku pergi berolahraga bersama teman sekolahku. Setelah olahraga, kami mencari sesuat untuk “ibu” kami. Tapi, sepertinya belum ada yang cocok. Akhirnya, kami memutuskan untuk pulang.
   Sesampainya dirumah, aku melihat “ibu” sedang tertidur. Ada raut lelah diwajahnya. Tak tega aku melihatnya. Bergegas aku pergi ke dapur. Melihat piring-piring, gelas, dan peralatan makan lainnya yang menumpuk, aku bergegas mencucinya. Tersirat di benakku, inilah yang dirasakan “ibu” setiap hari. Lelah, bekerja, membersihkan rumah, menyiapkan segala kebutuhan keluarga. Ibu, maafkan aku yang belum bisa berbuat apa-apa yang dapat membahagiakanmu.
   Di hari ibu tahun ini, aku menghabiskan waktu dirumah. Berkumpul dengan keluarga. “ibu”, bapak, dan adikku. Bergantian melayani pembeli sambil menyelesaikan segala pekerjaan rumah. Di hari ibu ini, aku habiskan dengan merawat “ibu”, menggantikan tugasnya dirumah.
   Malamnya, aku meyalakan televisi. Banyak sekali acara tentang ibu. Ya, memperingati hari ibu. Ada salah satu stasiun tv yang menyiarkan acara tentang pertemuan anak yang sudah lama tidak bertemu ibunya. Sedih sekali melihatnya. “ibu”ku juga ikut melihat acara ini. Sebenarnya, aku ingiiiiiiin sekali memeluknya. Tapi aku tidak akan bisa menahan air mata jika aku memandang wajahnya. Melihat acara tv itu dikamar saja, aku sudah terisak. Apalagi kalau aku melihat acara itu disamping “ibu”. Aaah.. Aku tak akan bisa menahan air mata ini.
   Pukul 10 malam, bapak dan adikku sudah tertidur. Tinggal aku yang masih terjaga, dan ada “ibu” juga. Hmmh... Tarik nafas...
   “Mah, selamat hari ibu. Maaf kalau teteh belum bisa jadi kebanggaan buat mamah. Maaf juga selama ini teteh banyak ngerepotin mamah.”
   Fiuh... Akhirnya, aku bisa mengatakannya. Walaupun sambil menahan-nahan isakan tangis, karena terharu.
   Terima kasih sayang... Semoga menjadi anak shalehah, dan segala cita-cita teteh tercapai. Ya sudah, sekarang teteh tidur bisi kesiangan bangunnya. Selamat tidur, semoga mimpi indah....”
   Setelah merasakan hangatnya pelukan “ibu”, serta kecupan lembutnya, aku masuk ke kamar. Benar-benar tidak bisa menahan air mata. Air mataku terjatuh, menetes. Aku belum bisa memberikan kebahagiaan pada orangtuaku.
             
   Mommy,,,, for everything that you have been given to me....



               I can’t say,, how much I LOVE YOU....
               Thank’s for all, mom...
               “Happy Mother’s Day.....!!!!!!”


-lianna

Comments